Diskusi mengenai LCC atau low cost carrier atau dalam bahasa
Indonesia penerbangan berbiaya murah, menjadi topik yang sering diperbincangkan
di akhir 2014 hingga awal 2015. Hal ini terjadi lantaran diterbitkannya Peraturan Menteri
Perhubungan untuk meningkatkan batas minimum harga tiket pesawat dari
sebelumnya 30% menjadi 40% harga batas atas [lihat di sini]. Kementerian Perhubungan beralasan bahwa peraturan ini bertujuan untuk memperluas ruang finansial maskapai
penerbangan agar dapat meningkatkan atau menjaga tingkat keselamatan
penerbangan. Namun, langkah ini menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Hal tersebut membuat saya tertarik untuk
menelusuri lebih lanjut bagaimana sebenarnya maskapai berbiaya rendah mampu
memberikan harga yang murah. Berikut faktor-faktor yang saya rangkum dari
puluhan sumber mengenai bagaimana cara kerja LCC sehingga mereka mampu menjual
tiket dengan harga murah.
source: inquisitr.com
· Menggunakan
satu jenis pesawat
Penggunaan satu jenis pesawat bisa dikatakan merupakan
ciri khas bagi LCC. Ryanair, LCC terbesar di Eropa, hanya menggunakan satu tipe
pesawat Boeing 737-800, sementara AirAsia menggunakan pesawat seragam, Airbus A320-200.
Penggunaan tipe pesawat yang sama akan menghemat biaya pembelian, biaya
perawatan pesawat, dan biaya pelatihan bagi pilot dan mekanik.
o Mendapatkan
harga diskon untuk pembelian pesawat dalam jumlah besar
Sesuai hukum dagang sederhana, harga cenderung lebih murah jika
membeli dalam jumlah banyak. Hal ini berlaku pula di industri penerbangan.
Produsen pesawat lumrah memberi diskon besar kepada pembeli besar. Boeing
mencatatkan rekor pembelian 230 pesawat Boeing 737 series dengan nilai $22,4 miliar
dari Lion Air. Namun, harga tersebut adalah harga sesuai price list, Lion Air kemungkinan tidak perlu membayar sebesar itu.
Lion Air, source: Bloomberg Business
o Mengurangi
biaya perawatan
Dengan menggunakan pesawat yang sama, maka membutuhkan suku cadang
yang sama pula. Hukum dagang seperti di atas juga berlaku untuk suku cadang.
Ryanair yang menggunakan lebih dari 300 pesawat Boeing memiliki keuntungan
untuk memperoleh suku cadang pesawat dengan harga diskon. Selain itu, manajemen
maskapai tidak perlu merekrut tim mekanik dengan berbagai jenis sertifikasi
karena jenis pesawat yang ditangani sama.
o Mengurangi
biaya pelatihan pilot dan mekanik
Dengan menggunakan jenis pesawat yang sama, maka pilot dan mekanik
akan mempelajari hal yang sama. Mereka tidak perlu mengikuti berbagai metode
pelatihan karena pesawat yang akan diterbangkan atau dirawat adalah jenis yang
sama. Manajemen maskapai juga tidak perlu mendatangkan berbagai macam simulator
pesawat.
· Kabin
pesawat yang efisien
Maskapai LCC mendesain kabin pesawatnya dengan
strategi mengoptimalkan jumlah kursi bagi penumpang. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan jumlah pendapatan dan menurunkan rata-rata biaya per penumpang.
Selain itu, kursi yang digunakan juga kursi yang simpel sehingga mudah
dibersihkan.
o Mengoptimalkan jumlah
kursi penumpang
Maskapai LCC menyusun
kursi pesawatnya sepadat mungkin. Hal ini dilakukan karena semakin banyak
penumpang semakin banyak pula revenue
yang akan diperoleh. Selain itu biaya rata-rata per penumpang juga akan turun
karena kapasitas yang lebih banyak. Oleh karena itu, mayoritas maskapai LCC hanya menggunakan kabin ekonomi di seluruh armadanya. Hal ini merupakan upaya untuk mengurangi biaya pegawai dan harga pesawat. (konfigurasi kursi kelas bisnis berarti tambahan biaya) Bagi penumpang, strategi tempat duduk yang padat akan berdampak
pada ruang kaki (seat pitch) yang
sempit. Oleh karena itu, beberapa maskapai LCC, seperti AirAsia, menjual
kursi-kursi di bagian depan atau di emergency
exit karena memberikan seat pitch
lebih luas. Silakan cek di sini untuk melihat seat map Ryanair (189 seats) dan di sini untuk melihat seat map Garuda Indonesia (156 seats) untuk jenis pesawat yang sama, Boeing 737-800.
o Mendesain kabin standar sesuai persyaratan
minimal
Maskapai LCC menggunakan
kursi yang simpel dan ergonomis untuk memudahkan dan mempercepat proses
pembersihan kabin pesawat. Hal ini tentu akan menurunkan biaya pembersihan dan
perawatan. Penggunaan kursi yang sederhana dan ringan juga akan menurunkan
bobot pesawat secara keseluruhan yang pada akhirnya akan menurunkan konsumsi
bahan bakar.
o Memberikan ruang untuk beriklan di beberapa
bagian kabin
Beberapa maskapai LCC juga
memberikan ruang untuk beriklan di dalam kabin pesawat, seperti di tray table, seatback, atau bagasi kabin (overhead
lockers).
Spirit Airlines, source: briansumers.com
AirTran, source: airlinesanddestinations.com
IndiGo, source: themediaant.com
· Efisiensi
karyawan
Salah satu aspek yang dapat dihemat dari segi tenaga kerja
adalah mengurangi penggunaan karyawan di darat (ground crew) karena jumlah awak kabin di pesawat (cabin crew) telah diatur oleh peraturan
resmi internasional (1 flight attendant
per 50 penumpang). Oleh karena itu, maskapai LCC berupaya menghemat jumlah ground crew mereka.
o Awak kabin juga membersihkan pesawat dan
menjadi gate agents
Awak kabin maskapai LCC,
selain bertugas melayani penumpang selama di pesawat, juga memiliki tugas
tambahan untuk membantu proses pembersihan kabin pesawat dan proses boarding dengan menjadi gate agent. Hal ini dilakukan untuk
menghemat biaya penggunaan ground crew.
Sejalan dengan strategi sebelumnya, penggunaan kursi yang sederhana akan
mempermudah dan mempercepat proses pembersihan kabin pesawat.
VietJet Air, source: gettyimages.com
o Memaksimalkan self check-in
Maskapai LCC saat ini
banyak menyediakan fasilitas self
check-in, baik secara online
maupun dengan mesin. Hal ini tentu merupakan strategi untuk mengurangi biaya
penggunaan ground crew, penyewaan check-in counter, dan pencetakan boarding pass. Beberapa maskapai LCC
bahkan membebankan biaya lebih bagi penumpang yang melakukan check-in di check-in counter bandara.
AirAsia, source: flight.indonesiamatters.com
o Merekrut staf-staf baru
Maskapai LCC cenderung merekrut
staf-staf baru untuk menghemat pengeluaran gaji karyawan. Staf-staf baru
memiliki skema gaji yang berbeda dan lebih rendah daripada mereka yang sudah
berpengalaman (experienced).
Jetstar, source: qantas.com
o Efisiensi biaya RON (remain over night)
Maskapai LCC cenderung
tidak menerapkan strategi RON (bermalam di kota yang bukan base pesawat tersebut) untuk menghemat biaya akomodasi crew. Namun, ketika harus RON, awak
kabin maskapai LCC menggunakan fasilitas akomodasi yang lebih sederhana
dibandingkan dengan awak kabin maskapai full
service.
Seri tulisan How Low Cost Carriers Work?:
How Low Cost Carriers Work? (part 1)
No comments:
Post a Comment