Begitu masuk pintu gerbang, kesan pertama yang kami dapat adalah "yakin ini museum?!" karena terpampang plang tukang gigi di salah satu dindingnya. Setelah mengarah ke depan bangunan ternyata memang benar ini adalah Museum Balla Lompoa sesuai dengan papan nama museum. Kemudian kami mencoba masuk ke museum, tapi masih tutup. Tak menyerah kami pun mencoba bertanya ke sebuah rumah yang ada di belakang museum ini dan akhirnya dibukakan.
Di dalam museum terdapat peta kekuasan Kejayaan Gowa, pakaian kerajaan, peralatan kerajaan, juga ruang khusus yang menyimpan benda-benda milik Sultan Hasanuddin dan Syekh Yusuf. Ada pula mahkota asli miliki Kerajaan Gowa (disebut Salokoa) yang terbuat dari emas. Kami merasa eksklusif berada di dalam karena memang hanya kami berempat saja. Namun juga merasa tidak enak karena museum ini sepertinya hanya dibuka ketika hanya pengunjung. Tiket masuk pun tidak ada, tetapi untuk masuk ke ruang khusus tadi ada kotak sumbangan.
Awalnya ekspektasi kami mengenai Museum Balla Lompoa ini adalah sebuah museum yang menampilkan kejayaan Kerajaan Gowa dan terdapat kegiatan-kegiatan menarik sehubungan dengan program Visit South Sulawesi 2012. Tapi ternyata berbeda 180 derajat. Sangat disayangkan, padahal Kerajaan Gowa memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia.
Di samping Museum Balla Lompoa terdapat sebuah bangunan kayu besar, yaitu Istana Tamalate. Istana Tamalate adalah istana pertama Kerajaan Gowa sebelum kota raja dipindahkan ke dalam Benteng Somba Opu. Istana Tamalate ini adalah replika dari istana asli yang sudah punah terkubur masa.
Berbeda dengan Museum Balla Lompoa, Istana Tamalate ini tampaknya tidak bisa dimasuki karena terkunci rapat dan sepertinya tidak ada penjaganya. Jadi, kami hanya mengambil foto dari depannya saja, hehe. (Mengenai Museum Balla Lompoa dan Istana Tamalate lebih lanjut klik di sini)
Selesai berkunjung ke kompleks Istana Kerajaan Gowa, selanjutnya kami menuju Lapangan Karebosi Makassar dengan pete-pete.
No comments:
Post a Comment