Hari Ketiga !
Hari Ketiga ini saatnya kami melepas kendali ke luar dari Bali Selatan. Rencana kami adalah ke arah utara pulau dan diakhiri di Ubud. Pagi-pagi kami mandi dan langsung packing karena malam ini kami akan menginap di Ubud. Setelah sarapan yang enak banget, kami langsung check-out dan langsung ke mobil milik Bli Made yang akan menghantarkan kami ke seluruh penjuru Bali. Kami berangkat dari Kuta jam 9.15 WITA.
Jalanan Kuta tidak begitu ramai. Destinasi pertama kami adalah ke Pura Taman Ayun. Tak sampai satu jam mobil melesat ke utara, kami tiba di daerah Mengwi, lokasi Pura Taman Ayun berada. Dari gerbang nampak taman hijau luas dengan serangkaian meru bertumpuk di belakangnya. Setelah membeli tiket, di sebelah kanan jalan setapak menuju pintu pura, berdiri semacam bale yang dikerumuni para bule. Entah apa yang mereka lakukan, mereka tampak serius dengan aktivitas mereka.
Kami berdua memasuki pintu pura sebelah barat. Posisi berdirinya pura dikelilingi tembok yang cukup tebal dan kolam penuh teratai. Taman dan pepohonan hijau di sekitar pura sangat menyegarkan dan membuat anggun pura ini. Setelah sekitar 45 menit mengelilingi pura dan mengambil foto, kami kembali ke mobil dan siap untuk ke destinasi kedua kami. Hal unik saat kunjungan kami ke Pura Taman Ayun adalah kami adalah satu-satunya wisatawan domestik yang mengunungi pura itu.
Perjalanan dilanjutkan semakin ke utara. Tujuan kami selanjutnya adalah gambar di uang Rp50.000,00, yakni Bedugul. Di tengah perjalanan menuju Bedugul, kami mampir sebentar di Teman Joger di Desa Luwus. Kakak saya membeli beberapa pernak-pernik untuk oleh-oleh dan saya tidak mendapatkan apa-apa karena tidak ada yang saya taksir, hehe.
Tak lama dari Desa Luwus, indahnya Danau Beratan sudah terlihat. Airnya tenang setenang saya saat kedinginan. Kemudian kami memarkirkan mobil di areal parkir Pura Ulun Danu Beratan. Dari tempat parkir terlihat tonjolan pura dan gunung yang berbalut kabut.
Setelah membayar tiket masuk, kami mengedarkan pandangan ke segala penjuru dan hanya satu yang kami dapatkan, mengesankan! Sebelum masuk ke pintu pura, kami disuguhi semacam candi yang cukup tinggi dengan patung Buddha yang tergores di dinding candi. Masuk ke pintu pura dan hati terasa damai dengan suguhan pemandangan indah. Pura terapung dengan background gunung. Alangkah bijaknya Sang Pencipta yang menggoreskan keindahan alam di bumi ini.
Setelah merasa cukup berdecak kagum di Danau Beratan, kami siap memelototi lagi dua danau lainnya yang bertetanggaan dengan Danau Beratan, yaitu Danau Buyan dan Danau Tamblingan. Di sepanjang jalan menuju kedu danau tersebut, kami disambut monyet-monyet yang berseliweran di jalanan. Kami berhenti Di sebuah spot yang kata Bli Made adalah spot terbaik untuk melihat indahnya Danau Buyan dan Danau Tamblingan. Kedua danau ini dibatasi hutan lebat yang sangat hijau. Andaikan kaut menghilang, puncak gunung di belakang danau akan terlihat indah, sayangnya kabut enggan mendengar permintaan saya. Tak masalah karena dua danau ini terpampang jelas.
Perjalanan kami lanjutkan ke utara melewati Munduk ke arah Singaraja. Destinasi kami selanjutnya adalah Pantai Lovina di Kabupaten Buleleng. Jalan yang kami lalui cukup curam dengan pemandangan hijau yang terpancar di seluruh penjuru. Perjalanan memakan waktu tak sebentar sehingga membuat saya tidur sejenak. Mobil terus melaju dan akhirnya berbelok ke kiri ke sebuah gang. Ternyata di situlah Pantai Lovina dengan patung lumba-lumba yang terpajang di tepi pantai berada. Saya dan kakak saya turun dari mobil dan menghirup udara pantai utara Bali. Tak banyak wisatawan di Pantai Lovina ini. Hanya ada beberapa kelompok wisatawan asing yang sedang makan siang. Suasana Pantai Lovina sangat tenang dan berbeda jauh dengan hiruk pikuk Kuta. Banyak pedagang yang berseliweran menawarkan barangnya kepada kami.
Awan tebal semakin menghantui kami, dan kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya. Kembali ke arah selatan, ke Air Terjun Gitgit. Kami melewati Singaraja, hujan semakin deras. Karena petunjuk alam, kami memutuskan menunda kunjungan kami ke Air Terjun Gitgit. Saya hanya menghela napas ketika mobil melewati papan petunjuk pintu masuk Air Terjun Gitgit. Ya, mungkin karena tidak jadi ke Gitgit akan membuat saya harus kembali ke sini lagi suatu saat nanti. Dan kemi pun memutuskan melanjutkan ke destinasi terakhir kami, Kota Terbaik di Asia, Ubud!
Ke Ubud, kami kembali melewati Bedugul. Kami menyempatkan berhenti sebentar di sebuah convenience store di Bedugul, di sebuah persimpangan jalan. Sedikit mengulas convenience store tersebut, saya mengapresiasi degan adanya air panas yang disediakan cuma-cuma. Dengan air panas tersebut, kami bisa membuat mie seduh dalam gelas yang menyelamatkan kami dari kepusingan. Kami merasa sangat pusing karena memang kami belum makan dan jalanan yang berkelok-kelok. Huff, beruntung kami solusinya. Dan peralanan kami lanjutkan dengan lebih sumringah.
No comments:
Post a Comment