Mei tahun lalu (2010) sebulan sebelum ke Lampung, saya dan teman saya melakukan perjalanan ke kota-kota besar di Jawa Tengah dan Jogja. Kami pergi ke Semarang, Ambarawa, Bandungan, Solo, dan terakhir di Yogyakarta. Perjalanan ke sana saya lakukan selama lima hari empat malam setelah sesuatu yang bersejarah menimpaku, diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jurusan Akuntansi! Bahagianya. Sebelumnya saya berjanji jika gagal masuk UI saya membatalkan rencana ini, tetapi Allah menyayangi saya dan saya mendapatkan berkah yang tiada tara. Pergilah saya.
Sebenarnya kota-kota yang kami kunjungi tidak asing buat saya. Saya tiap tahun pulang kampung ke Semarang dan hampir selalu mengunjungi Yogyakarta atau Solo. Tetapi yang membedakan kini saya mengajak teman saya dan tidak menggunakan kendaraan pribadi. Jadi ada tantangan tersendiri bagaimana mencapai suatu tempat yang tidak asing bagi saya dengan moda transportasi yang asing.
Perjalanan di mulai di hari Senin. Letak rumah kami berdekatan sehingga kami berangkat bersama. Kami memilih naik kereta untuk ke Semarang, kereta Argo Muria yang saat itu berharga Rp220.000. Kami menuju Gambir dengan menggunakan Transjakarta dari Pasar Cempaka putih hingga Gambir (Koridor II). Karena kereta berangkat pukul 08.10, saya dan teman saya berangkat sekitar pukul 07.00. Bus-bus Transjakarta pukul segitu sudah penuh, kami harus menunggu cukup lama untuk mendapatkan bus yang agak lengang. Kami tiba di Stasiun Gambir sekitar pukul 07.40, masih ada 30 menit untuk menunggu.
Pengalaman naik kereta ini merupakan yang pertama bagi teman saya. Tepat pukul 08.10, kereta datang, kami masuk di gerbong 3. Meletakkan tas dan duduk menunggu hingga kereta berangkat. Kereta mulai melesat maju pukul 08. 25. Direncanakan kereta akan tiba di Semarang sekitar pukul setengah tiga siang. Selamat tinggal Jakarta!
Setelah enam jam lebih berada di atas rel, akhirnya kereta argo ini terparkirkan di Stasiun Tawang Semarang. Kami turun dari kereta dan mencari musala terlebih dahulu. Selesai menunaikan ibadah, kami keluar dari stasiun. Rencana kami malam ini adalah menginap di rumah tante saya di daerah Krapyak, Semarang Barat. Di sinilah saya mulai bingung, biasanya saya dijemput atau naik taksi, tapi tidak untuk saat ini. Setelah berpikir sejenak, kami mulai berjalan menuju Kota Tua Semarang yang ada di depan stasiun ini.
Muter-muter sejenak di ketenangan Kota Tua ini, saya melihat aplikasi maps di hape. Untuk menuju pusat kota, bisa melewati Jalan Pemuda Semarang yang titik awalnya tidak jauh dari tempat kami berada. Kami menuju jalan itu dengan bantuan peta ini. Jalan Pemuda kami susuri hingga akhirnya kami tiba persimpangan jalan besar. Nah di sini kami ke menuju ke taman di tengah persimpangan ini. Di sini lah terdapat Tugu Muda Semarang. Di sekelilingnya ada Lawang Sewu, Museum Manggala Bakti, Katedral, dan Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah. Istirahat sebentar di dekat tugu. Pemandangan sore ini cukup cerah, beruntung matahari tak terlalu terik.
Tugu Muda Semarang
Setelah sekitar lima belas menit istirahat, kami kemudian berencana melanjutkan perjalanan. Kami memilih menuju Jalan Pandanaran untuk menuju Simpang Lima. Menyusuri Jalan Pandanaran yang ramai ini cukup membuat kami lelah. Sudah tepar kaki ini untuk bergerak maju ditambah barang bawaan kami yang bisa dibilang besar dan berat. Jadi kami memutuskan jalan-jalan santai di sore hari menuju Simpang Lima.
Setelah lumayan berjuang, akhirnya sampai juga kami di Simpang Lima yang sangat terkenal sebagai ciri khas kota ini. Sebenarnya tujuan utama kami adalah salat Ashar di Masjid Baiturrahman yang ada di kawasan Simpang Lima ini. Selesai salat dan keliling-keliling sebentar di sekitar masjid ini, kami memutuskan ke rumah Tante saya dengan angkutan kota yang mengarah ke Terminal Mangkang dengan tarif Rp3.000 (per Mei 2010) turun di pom bensin Krapyak. Saatnya istirahat dan bersiap menjelajah Kabupaten Semarang esok hari!!
No comments:
Post a Comment