Monday 16 April 2012

Itinerary Seminggu di Halmahera Barat

Itinerary singkat perjalanan di Halmahera Barat selama seminggu

Sepertinya tak akan ada yang menyia-nyiakan kesempetan langka mengunjungi Negeri Rempah-rempah ini. Pastinya tiap orang akan memnfaatkan waktu mereka sebaik mungkin dan memadatkan jadwalnya. Itinerary singkat perjalanan di Halmahera Barat selama seminggu (13 – 20 Mei 2012):

13 Mei 2012 : Tiba di Bandara Baabullah Ternate sepagi mungkin, ini lah waktu untuk menikmati keindahan pluralisme Indonesia. Setelah menikmati kuliner pagi di Ternate, saya akan langsung menyeberang ke Jailolo dan bersosialisasi dengan masyarakat Jailolo. Saya akan mencari tahu budaya masyarakat Jailolo, adat istiadatnya, kearifan lokal, dan juga nostalgia mereka akan kejayaan Maluku sebagai pusat rempah-rempah dunia. Saya juga akan menyempatkan mengunjunggi Kedaton Kesultanan Jailolo.

14 Mei 2012 : Saya akan mengikuti Lomba Sapu Laut dan juga Pembukaan Festival Teluk Jailolo 2012. Malam hari saya akan menyaksikan lomba seni budaya dan bercengkerama dengan para peserta juga pengunjung.

15 Mei 2012 : Sepertinya tak ada yang mau melewatkan Fun Diving di hari kedua festival ini. Walaupun saya belum bisa diving, snorkeling di surga bawah laut ini sepertinya juga sangat menyenangkan. Menjelang petang, saya akan mencari sunset terindah di pulau ini.

Underwater Halmahera Barat
sumber: travel.detik

16 Mei 2012 : Di hari keempat di Maluku, pagi-pagi sekali saya akan menumpang berlayar dengan perahu nelayan menuju Sidangoli dan tracking untuk melihat sendiri Burung Bidadari di habitat aslinya. Kemudian saya akan menuju ke Loloda untuk menikmati Air Terjun Kahatola dan menemukan sunset di Pantai Loloda.

17 Mei 2012 : Di hari ini, saya akan mengikuti Pameran Rempah untuk mengenal lebih jauh kekayaan rempah-rempah di Maluku. Kemudian menikmati Festival Ikan Bakar. Saya juga akan mengikuti Upacara Bersih Laut yang diadakan di Pantai Bobo dan Pulau Buabua.

Upacara Bersih Laut
sumber: festivaltelukjailolo.com

18 Mei 2012 : Hari ini kembali menikmati kuliner Maluku di Pesta Kuliner Tradisional. Di acara Horom Sasadu ini saya akan menikmati cita rasa lokal, hmm. Kemudian inilah salah satu acara yang saya tunggu-tunggu, Spice Trip, saya akan banyak belajar dan mengetahui sejarah rempah-rempah di Maluku dan kejayaannya. Saya akan mengunjungi perkebunan rempah-rempah dan merasakan menjadi petani rempah-rempah.

19 Mei 2012 : Hari ini saya akan pesta rempah-rempah di Parade Rempah-rempah. Saya akan melihat atraksi para petani rempah juga koleksi kekayaan rempah mereka. Daaaan saya juga akan hunting foto di acara yang sangat saya tunggu-tunggu, Cabaret on The Sea. Menikmati perpaduan modern dan tradisional di sini. Sulit membayangkan apa yang akan saya rasakan. Kalau bisa saya juga akan memakai pakaian festival.

Cabaret on The Sea
sumber: festivaltelukjailolo.com

20 Mei 2012 : Di hari terakhir di Maluku ini, saya akan menikmati Kota Ternate dan sekitarnya. Saya akan menikmati kuliner Ternate, berkunjung ke Danau Tolire, hunting foto Pulau Maitara dan Pulau Tidore, mengunjungi Benteng Oranje dan Benteng Tolukko, mampir ke Kedaton Sultan Ternate, menyempatkan salat di Masjid Sultan Ternate, dan mencari oleh-oleh khas Ternate. Hari ini akan menjadi hari terindah karena saya akan kembali ke Jakarta membawa segudang pengalaman.

Jika saya belum berkesempatan ke Maluku tahun ini, maka saya akan menjadikan Maluku sebagai destinasi prioritas saya. Dan suatu saat nanti, pasti saya akan ke Maluku.

Menemukan Surga Kecil di Jailolo


Ketika pertama kali mendengar nama Jailolo, yang muncul di pikiran saya adalah nama kota di Indonesia timur. Ternyata dugaan saya tepat, Jailolo merupakan nama sebuah kota di Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara. Letaknya berada di utara Ternate, di tepi Teluk Jailolo. Kemampuan geografi saya ternyata cukup mumpuni, hasil dari hobi melihat peta Indonesia dan membaca buku-buku geografi.

Festival Teluk Jailolo (FTJ) sendiri bukan hal baru bagi saya karena saya cukup tertarik dengan kegiatan-kegiatan berbau pariwisata dan budaya. Yang saya ketahui mengenai FTJ ini merupakan kabaret di atas laut pertama di dunia (serius ini tidak googling, hehe). Wow, sungguh hebat kreativitas masyarakat Maluku mampu menyelenggarakan sebuah kegiatan unik berskala nasional bahkan internasional. Muncul kekaguman dalam diri saya hingga saya bertekad suatu saat nanti pasti dapat langsung menyaksikan FTJ ini. Pasti, suatu saat nanti.

Memasuki FTJ 2012 ini, saya sempat mencari info mengenai waktu pelaksanaan dan tiket pesawat PP Jakarta - Ternate. Namun sepertinya Sang Pencipta belum mengizinkan saya datang langsung ke FTJ 2012 ini karena kantong mahasiswa belum dapat memenuhi tiket pesawat PP. Jadilah tekad saya tertunda. Hingga muncullah kuis “Jalan-jalan Gratis ke Jailolo”. Semangat saya kembali muncul untuk dapat pergi ke Jailolo.


Mengapa saya harus mengikuti acara Festival Teluk Jailolo 2012?

Alasan pertama adalah saya cinta Indonesia dan ingin mencintai Indonesia seutuhnya, dari Sabang sampai Merauke, Miangas hingga Rote. Sungguh ini alasan kuat saya untuk terus mengeksplorasi tiap jengkal negeri ini. Terlebih saya sangat tertarik dengan kegiatan bertema wisata dan budaya karena bangsa ini bangsa yang plural, untuk mencintai seutuhnya kita harus mengenal banyak budaya yang ada di negeri ini. Dan dengan mengikuti FTJ ini ada kesempatan bagi saya untuk mengenal budaya masyarakat Jailolo dan Maluku.

Motivasi lain saya adalah saya belum pernah ke Indonesia bagian timur. Ada yang bilang ini biasa saja, tapi bagi saya, Indonesia timur itu menyimpan puing-puing surga dunia. Maluku dan Papua sungguh eksotis, tak hanya budaya dan alamnya, tetapi juga masyarakatnya. Semua tak ada yang tak istimewa. Saya yakin pasti suatu saat saya akan mengunjungi Indonesia timur, tapi siapa tahu saat itu adalah ketika saya mengikuti FTJ 2012.

Siapa yang menyangka Cabaret on The Sea pertama di dunia ada di Indonesia. Mungkin banyak bangsa lain yang menyangsikan, tetapi masyarakat Indonesia, Maluku tepatnya, telah membuktikan. Ketika sebagian besar masyarakat Indonesia memilih ke luar negeri untuk menyaksikan parade budaya dunia, saya akan lebih memilih pergi ke Halmahera untuk menyaksikan FTJ ini. Menyaksikan sendiri betapa anggunnya kombinasi budaya asli daerah dengan sentuhan modern.

Alasan terakhir saya adalah saya akan memanfaatkan segala kemampuan saya untuk mempromosikan Indonesia di mata masyarakatnya sendiri dan dunia. Salah satu caranya adalah dengan memopulerkan FTJ dan Maluku Utara. Dengan mengikuti kegiatan ini, tentu cita-cita saya mempromosikan Indonesia akan dapat terpenuhi. Ketika semangat dan niat membuncah untuk melakukan yang terbaik bagi negeri sendiri, kesempatan pasti akan datang dan keputusan jatuh di tangan kita apakah akan memaksimalkannya atau tidak.

Teluk Jailolo
sumber: festivaltelukjailolo.com

Hal apa yang akan saya lakukan jika terpilih dan jalan-jalan di Halmahera Barat?

Jika saya terpilih dan mendapat kesempatan jalan-jalan di Halmahera Barat (Halbar), saya akan memanfaatkan waktu saya untuk berinteraksi dengan masyarakat setempat, mengenal budaya masyarakat Halbar, menikmati keindahan alam Halbar, dan melakukan banyak hal lain yang dapat memunculkan simbiosis mutualisme antara saya dan Halbar. Untuk mempromosikan Halmahera Barat saya membutuhkan banyak informasi dan hal ini bisa saya dapatkan dengan cara berinteraksi dengan warga setempat dan memerhatikan lingkungan sekitar.

Rugi bila saya di Halbar membuang kesempatan untuk berinteraksi dan menjalin silaturahmi dengan masyarakat setempat. Saya sangat tertarik untuk mencari tahu adat istiadat masyarakat atau hal-hal unik yang masih terus dilakukan oleh masyarakat Halbar. Saya juga akan mempelajari kearifan lokal setempat agar ada value added yang saya dapatkan dari sini. Dengan mengobrol atau jika ada kesempatan bermalam di salah satu rumah warga, maka perjalanan saya akan lengkap. Dengan mengenal masyarakatnyam saya juga akan mengenal budaya Halbar. Satu hal penting yang ingin saya dapatkan dari interaksi ini adalah mempertebal cinta saya terhadap negeri ini dan menambah saudara setanah air.

Selain mengenal suatu daerah dari masyarakat dan budayanya, tentu tidak puas jika saya tidak menikmati alam Halbar. Seperti yang banyak diketahui orang bahwa Indonesia timur itu surga, maka kesempatan berada di surga ini akan saya manfaatkan baik-baik. Dengan garis pantai yang cukup panjang, saya akan ber-snorkeling-ria sepanjang hari. Saya kan mencari sunset terindah di Pantai Loloda. Kemudian saya akan melakukan birdwatching, mencari Burung Bidadari yang berbulu indah dan juga disebut Cenderawasih Halmahera. Dan banyaaaak hal lainnya.

next: Itinerary Seminggu di Halmahera Barat

Teluk Jailolo
sumber: festivaltelukjailolo.com

Friday 6 April 2012

Sulawesi Selatan Bisa Lebih Memesona

Sulawesi Selatan adalah provinsi yang unik dan kaya. Terletak di tengah Indonesia dengan diberkahi kekayaan alam yang beragam, mulai dari membentangnya dataran tinggi Toraja di utara hingga dasar laut indah di Takabonerate. Ragam masyarakatnya juga menjadikan Sulawesi Selatan semakin eksotis. Pluralisme masyarakat Sulawesi Selatan ini membuat kebudayaan yang berkembang di sini sangat beragam. Seakan Sang Pencipta sudah mempersiapkan Sulawesi Selatan untuk makmur sentosa.

Di tahun 2012, pemerintah Sulawesi Selatan melaksanakan program Visit South Sulawesi 2012. Sebuah program yang mendukung berbagai aspek kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan, utamanya di bidang kebudayaan dan pariwisata. Cukup modal bagi Sulawesi Selatan untuk menggaet wisatawan domestik dan asing dengan keindahan alam dan kekayaan budayanya.

Bagi saya mengunjungi Sulawesi Selatan merupakan keinginan tersendiri. Akhirnya, pada Januari 2012, keinginan saya ini tercapai dan ternyata bertepatan dengan program Visit South Sulawesi 2012. Saya bersama 3 teman saya bertandang ke Sulawesi Selatan selama 3 hari 3 malam. Kami berkesempatan ke Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Kota Parepare, Toraja, Museum Balla Lompoa di Sungguminasa, dan tentunya Kota Makassar dengan segudang objek wisata. Ini lah kali pertama saya ke tanah Sulawesi.

Menjejakkan kaki di bandara, sungguh luar biasa melihat Bandara Sultan Hasanuddin. Membuat saya terpesona dengan keeleganan dan kemegahannya, sangat cocok menggambarkan Sulawesi Selatan. Tak membuang waktu, kami langsung menuju Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dengan pete-pete. Kami disuguhi kekayaan alam indah sepanjang perjalanan dengan karst-karst yang menjulang. Memasuki kawasan taman nasional, gemercik air terjun dan aliran sungai membuat kami merasa disambut dengan baik. Memang benar, keindahan Air Terjun Bantimurung bisa meluuhkan rasa lelah. Tak lama kami bermain di sini karena perjalanan kami harus dilanjutkan.

Sebuah tongkonan di Ketekesu

Kota Parepare menjadi tujuan selanjutnya. Kami bermalam di rumah teman. Keesokan harinya saya mengunjungi Toraja. Perjalanan ditempuh selama 4 jam dari Parepare ditemani kemolekan alam yang hijau sepanjang perjalanan. Di satu titik, kami mampir sejenak di Gunung Nona yang unik. Alam Sulawesi Selatan memang banyak memberi kejutan. Kemudian tiba di Toraja, destinasi pertama adalah Londa. Di Londa pemandangan unik ditampilkan. Peti-peti mati berisi mayat tersebar di goa. Ada yang di dinding, ada yang di atas, di dalam goa, bahkan di atas bukit. Sungguh pemandangan yang hanya dapat ditemukan di Toraja.

Selain Londa, saya juga mengunjungi Ketekesu. Banyak foto tongkonan yang ada di internet diambil dari Ketekesu ini. Memang, suasana Ketekesu sekan sangat familiar bagi saya karena sering dijumpai di internet. Di Ketekesu ini saya juga menjumpai tedong bonga yang sedang merumput. Hanya di Toraja sini lah dapat dijumpai kerbau belang seharga ratusan juta rupiah. Perjalanan di Toraja ini saya akhiri dengan mampir di Pasar Rantepao kemudian kembali ke Parepare.

Hari ketiga di Sulawesi Selatan kami habiskan di Makassar. Rencana awalanya, kami akan menuju Sungguminasa terlebih dahulu, tepatnya ke Museum Balla Lompoa dan Istana Tamalate. Sekitar 4 jam perjalanan, akhirnya saya tiba di Balla Lompoa. Tapi, museum ini ditutup. Setelah mencari tahu ke sana ke mari, akhirnya kita ke sebuah rumah di dalam lingkungan museum dan dibukakakn pintu oleh bapak penjaga yang ada di rumah tersebut. Sedikit kecewa karena saya harus mencari penjaganya terebih dahulu untuk masuk ke dalam museum. Persis di samping museum, terdapat Istana Tamalate. Istana ini juga merupakan peninggalan Kerajaan Gowa. Sayang pengunjung tidak diizinkan masuk ke dalam.

Selanjutnya kami menuju Makassar dengan menggunakan pete-pete. Turun di Karebosi, kami langsung menuju Fort Rotterdam dengan jalan kaki. Untuk masuk ke Fort Rotterdam kami membayar seikhlasnya sesuai tulisan di loket masuk. Fort Rotterdam ini sungguh indah. Bangunannya sangat terawat. Taman-tamannya ditata sangat rapi. Namun yang kami sesalkan adalah Fort Rotterdam ini sedang dalam tahap renovasi. Padahal Visit South Sulawesi 2012 sudah dimulai, tetapi baru direnovasi. Sedikit kecewa karena tidak dapat masuk ke museum dan banyak pekerjaan di sana sini. Padahal saya sangat ingin melihat Museum La Galigo dan saya pikir dalam rangka Visit South Sulawesi 2012 akan diadakan pameran khusus.

Selanjutnya, untuk menghabiskan sore, saya menuju Pantai Losari. Hampir semua orang yangberkunjung ke Sulawesi Selatan menyempatkan mampir ke pantai ini. Setibanya, di Pantai Losari, kami mengambil foto bertuliskan Pantai Losari dengan latar belakang Selat Makassar. Indah, ya sungguh indah. Kemudian kami memesan pisang epe dan duduk-duduk di tepian pantai. Suasana saat itu sungguh menyenangkan, menyatap pisang epe ditemani debuaran ombak sepoian angin. Kami menunggu sunset yang sayangnya tertutup awan, jadi tak terlihat.

Setelah matahari kembali ke peraduannya, kami kembali membeli oleh-oleh. Selanjutnya menuju Karebosi dan naik pete-pete untuk mampir makan malam mie kering di salah satu restoran besar. Perut sudah penuh, kami siap melanjutkan perjalanan dengan rintikan hujan. Kami kembali naik pete-pete untuk menuju bandara.

Sekitar 40 menit, kami turun di persimpangan jalan menuju bandara. kami berjalan menuju shelter shuttle bus bandara. Kami menunggu saja karena di papan jadwal, shuttle bus beroperasi hingga pukul 10.30 malam dan saat kami tiba masih pukul 9 malam. Kami sabar menunggu walau hujan masih terus turun. Jam sudah hampir pukul 11 malam, tapi bus tak kunjung datang. Kami meutuskan mengambil jalan nekat, jalan kaki saja masuk ke dalam. Beruntung baru berjalan seratus meter, sebuah taksi menghampiri kami. Pak Supir menawarkan tumpangan dengan imbalan seikhlasnya. Wow, senang sekali kami. Kemudian kami menghabiskan malam di bandara indah ini. Perjalanan indah kami berakhir dengan sempurna.

Pengalaman saya di Sulawesi dipenuhi hal unik, hal menarik, perasaan menyenangkan, tapi juga beberapa masukan untuk pemerintah setempat. Saya memperoleh banyak nilai tambah setelah mengunjungi Sulawesi Selatan. Saya menjadi semakin Indonesia karena bisa kenal lebih dekat dengan budaya Bugis dan Toraja. Saya bisa memandang langsung kekayaan alam Sulawesi Selatan dan saya belajar sejarah dengan mengunjungi Museum Balla Lompoa dan Fort Rotterdam. Sungguh pengalaman yang tak ternilai harganya.

Namun, perkembangan pariwisata Sulawesi Selatan tak lepas dari beberapa masukkan agar lebih memesona. Pertama adalah dari kesiapan. Melihat Balla Lompoa yang seakan kurang terbuka bagi pengunjung juga Fort Rotterdam yang masih dalam tahap renovasi, sebaiknya pemerintah setempat sudah mempersiapkan Visit South Sulawesi ini dengan lebih matang. Kemudian pengalaman saya dengan pengemis cilik dan pengamen yang memaksa membuat saya sebagai wisatawan merasa kurang nyaman karena mereka memaksa. Ada baiknya ada penyuluhan bagi mereka agar mendukung program pemerintah.

Hal lain yang sebaiknya ditingkatkan adalah sisi promosi program Visit South Sulawesi ini. Sebaiknya penyelenggara memanfaatkan media massa juga social media untuk mempromosikan program ini agar banyak wisatawan datang ke Sulawesi Selatan. Kerjasama dengan media asing juga dapat meningkatkan kunjungan turis asing. Penyediaan web resmi mengenai program ini juga sangat mendukung suksesnya kegiatan, terutama dalam hal mencari informasi terkait Sulawesi Selatan beserta agenda wisatanya. Ada baiknya koordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga dilakukan untuk semakin memopulerkan program ini.

Terakhir tapi sangat penting adalah peran serta seluruh elemen masyarakat. Komunitas blogger dapat dilibatkan dalam promosi di dunia maya. Tour operator dapat menyokong paket-paket wisata yang disediakan. Penyedia jasa transportasi dan hotel dapat mendukung dengan sosialisasi jadwal kegiatan dan informasi mengenai Visit South Sulawesi. Masyarakat sekitar objek wisata dilibatkan sebagai guide atau penyedia homestay. Kemudian, hal kecil yang cukup penting adalah membangun kawasan backpacker agar tak hanya mereka kalangan menengah ke atas saja, tapi juga kalangan menengah ke bawah dan pelajar dapat mengunjungi Sulawesi Selatan.

Dengan perbaikan yang terus dilakukan, promosi yang efektif, dan melibatkan seluruh elemen masyarakat, pariwisata Sulawesi Selatan akan semakin memesona dan menjadi primadona wisata Indonesia. Ayo Visit South Sulawesi 2012! Best Nature Asia!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...