Wednesday 30 November 2011

Jakarta: Sejenak Menyusuri Kota Hingga Senayan

Hari Minggu kemarin (27 November 2011), saya meluangkan waktu sejenak menyusuri kota tercinta ini. Bersama dengan empat wanita yang tak lain adalah rekan kerja satu divisi di kepanitiaan KOMPeK 14 FEUI. Kami berlima jalan-jalan dalam rangka team building untuk semakin mempererat kekeluargaan kami, hehe. Kami sengaja memilih jalan-jalan di dalam kota karena hanya memiliki satu hari kosong saja.

Jadi saya berangkat dari rumah menuju Kota menggunakan TransJakarta. Tiba di Halte Kota pukul 09.30. Sempat foto Museum Mandiri dan Museum Bank Indonesia dulu sebelum ke Stasiun Jakarta Kota. Di stasiun, saya menunggu empat orang yang lainnya yang berangkat dari Depok. Tak lama duduk, akhirnya mereka datang dan kami langsung menuju Taman Fatahillah.

Museum Mandiri

Museum Bank Indonesia

Pada hari itu, taman penuh stand-stand dan panggung karena kami datang bertepatan dengan Gebyar Fatahillah 2011. Daaan tentunya banyak orang yang berseliweran di seluruh area. Museum Sejarah Jakarta atau yang familiar dikenal dengan Museum Fatahillah masih belum buka. Jadi kami berputar dulu melihat sekitar. Kami menuju Museum Wayang, tetapi tidak buka pada hari Minggu lalu karena bertepatan dengan hari libur nasional. Kemudian sempat tertarik juga menyewa sepeda untuk berkeliling, tapi sengatan matahari membuyarkan niat kami. Siang itu memang sangat panas.

Kami beranjak ke Museum Seni Rupa dan Keramik yang dari jauh pintunya terbuka. Ternyata museum itu dibuka untuk memamerkan foto-foto museum di Jakarta, bukan museum seni rupa itu sendiri. Jadi kami melihat-lihat foto dan informasi mengenai seluruh museum yang ada di Jakarta ini. Juga ada klasifikasi museum dan peta Jakarta dengan keterangan letak museumnya. Ruang pameran dibuat anggun dengan tata cahaya yang indah dan adanya AC membuat kami lumayan betah berada di dalam, hehe. Setelah cukup melihat-lihat dan membaca-baca, kemudian kami menuju Museum Fatahillah lagi.

Ruang Pameran Museum di Jakarta

Beruntung Museum Fatahillah sudah dibuka. Sebenarnya saya sudah belasan kali ke museum ini, tapi kali ini saya mengantar rekan-rekan saya yang dari luar Jakarta melihat museum ini. Dengan membayar Rp1.000/orang (harga mahasiswa/pelajar) kami bisa masuk. Tak banyak yang berubah dari museum ini sejak terakhir kali saya ke sini. Mungkin yang berubah adalah sedang adanya renovasi dan banyak sekali pengunjung pada hari itu. Kami sempatkan foto-foto di beberapa sudut museum.

Museum Fatahillah (foto dari bawah bendera)

Museum Fatahillah menjadi ikon kawasan Kota karena ukurannya yang besar dan kekhasan aroma Eropa pada gedungnya. Cukup disayangkan beberapa titik museum sangat tidak terawat. Hal ini dilihat dari vandalisme, sampah yang berserakan, penjara bawah tanah yang sangat tidak terawat dan lainnya. Padahal Kawasan Kota Tua Jakarta ini masuk salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia. Perlu perhatian serius dari pemerintah dan juga masyarakat untuk melestarikannya.

Jendela-jendela Museum Fatahillah

Setelah selesai mengelilingi museum, kami melanjutkan ke destinasi berikutnya, Ragusa Es Krim Italia. Kami memilih naik TransJakarta saja. Hanya 30 menit perjalanan (transit di Harmoni, pindah bus jurusan Pasar Baru), kami tiba di Ragusa. Pilihan yang sangat tepat untuk menikmati es krim di siang bolong seperti ini. Ada banyak pilihan es yang ditawarkan dan kami memesan 5 varian es yang berbeda tentunya. Rasa dan ukuran esnya bervariasi, ada yang coklat, vanilla, strawberry, rum, dan lain-lain. Harganya bervariasi, mulai dari 12.000 hingga 27.000.

Ragusa !!!

Begitu pesanan datang langsung disikat karena panasnya cuaca siang itu sulit ditolerir. Tak lupa kami ganti-gantian mencicipi semua es yang ada di meja kami. Enak dan pastinya dingin, haha. Cukup lama kami menikmati es dan suasana di Ragusa ini. Menampilkan corak tempo dulu yang cukup membuat nyaman. Kami pun belum beranjak setelah es krim habis. Duduk-duduk di Ragusa, selain menikmati esnya juga suasananya.

Selesai ber-eskrim-ria, kami menuju Plaza Semanggi (Plangi). Rencananya kami mau makan siang di Sky Dining Plaza Semanggi. Kali ini kami memilih naik taksi karena cost untuk naik TransJakarta lebih besar. Pilihan naik taksi ini benar, hanya 20 menit jarak tempuh dan hanya Rp20.000 untuk ongkos kami sudah tiba di Plangi. Jalanan sangat bersahabat. Sebelum ke Sky Dining, kami menuju ke arena bermain dulu karena salah satu dari kami ada yang ngebet bermain. Kami ke arena bermain di lantai dasar, dekat Gramedia. Karena hanya dia yang ngebet, jadilah yang lain hanya menjadi penonton, hehe. Selesai bermain, kami segera menuju ke lantai 10.

Sky Dining Plaza Semanggi terletak di lantai 9 dan 10 (lantai 10 ebih ramai). Kami memilih makan di Solaria lantai 10 (bukan promosi). Suasana Jakarta dari sini cukup membuat kami melupakan segala masalah akademik yang mengganggu. Kami memilih tempat duduk di pinggir, sehingga dapat melihat pemandangan dengan lebih leluasa. Setelah memesan makanan dan saatnya menunggu, inilah waktunya untuk berfotoria, kyakya, hehe. Untung ada yang bawa SLR sehingga semakin mantap perjalanan hari ini. Akhirnya makanan datang, kami setop dulu agenda foto-fotonya dan semua makan, mari makan!

Jembatan Semanggi dilihat dari Sky Dining Plaza Semanggi

Selesai makan, bukan berarti perjalanan telah usai, kami ada agenda lagi, yakni nonton! Karena film yang kami ingin tonton tidak ada di Plangi 21, kami menuju Platinum XXI di FX Mall Jakarta di samping GBK. Kami memilih naik taksi saja. Ongkosnya hanya Rp11.000 dan jarak tempuh Plangi - FX kurang dari 15 menit.

FX sore itu penuh kegiatan, ada penjualan tiket Katy Perry yang antreannya panjang, ada peragaan busana, ada penampilan balet cilik, ada maket venue SEA Games XXVI dari Lego, dan macam-macam lainnya. Daaaaaan susunan Lego itu sangaaaaaaaat baguuuuuus. Ada venue sepakbola, tenis, renang, dayung, tinju, dll, sayang tidak ada foto, kunjungi saja. Kemudian kami menuju ke bioskopnya dan menonton film Puss in Boots yang kocaaaak abis! Haha

Selesai menonton, kami berlima naik TransJakarta menuju Kota dan kembali ke Depok dengan Commuter Line. Hari yang menyenangkan dan membuat kami semakin dekat!!!!

:)

Saturday 26 November 2011

Gebyar Fatahillah 2011

Museum Sejarah Jakarta akan memeriahkan perayaan Tahun Baru Islam 1433 Hijriah yang jatuh pada tanggal 27 November 2011 dengan gelaran Festival Gebyar Fatahillah 2011.

Perhelatan selama lima hari itu berlangsung pada 26-30 November 2011 di area Taman Fatahillah dan sekitarnya. Serangkaian gebyar itu akan dimeriahkan oleh pertunjukan seni budaya multikultur, marawis, desain grafis digital, film dokumenter, dan pameran foto tua.

"Tujuan kami menyelenggarakan ini untuk menjaring banyak pengunjung Museum dan Taman Fatahillah di akhir tahun," ujar Kepala Museum Sejarah Jakarta Enny Prihantini dalam jumpa wartawan di Jakarta, sore ini, 25 November 2011.

Perhelatan tahunan ini telah menjadi gelaran rutin Museum Fatahillah untuk kedua kalinya. "Mudah-mudahan bisa tetap berlanjut hingga tahun depan," ujarnya. Menurut Eni, gebyar ini mampu menyedot jumlah pengunjung 10-15 ribu orang tiap harinya.

Eni mengatakan kawasan Kota Tua yang berpusat di Taman Fatahillah dan Museum Sejarah Jakarta semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan dalam dan luar negeri. "Di samping itu, juga menjadi ruang usaha para pedagang kecil dan penyedia jasa pariwisata yang kreatif, seperti ojek sepeda," katanya.

Kegiatan Gebyar Fatahillah ini diakui Eni dibiayai oleh anggaran Pembelanjaan Daerah DKI Jakarta yang dibebankan pada Dokumen Pelaksanaan Museum Sejarah Jakarta. "Untuk tahun ini, anggaran yang kami dapat untuk penyelenggaraan gebyar sebesar Rp 850 juta," ujarnya.

Sumber:
Tempo.co

===== +++ =====

Museum Sejarah Jakarta, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta mempersembahkan

GEBYAR FATAHILLAH 2011

Sabtu, 26 November 2011
Lomba Mewarnai; Lomba Gambar; Games Sejarah (by Asep Kambali); Raja Kecil & Friend Band; Dzikir Muharram; Pentas Wayang Bocah; Bazar

Minggu, 27 November 2011
Parade Budaya; Tanjidor Kontemporer; Lomba ketangkasan; Final Marawis & Hadroh; Atraksi Wushu; Tari & Teater Betawi (Haji Bolot & Mpok Nori)

Senin, 28 November 2011
Pameran Karya Lomba + Foto Sejarah; Temu Masyarakat Kota Tua; Panggung Keroncong Modern; Lomba Qosidah; Pencak Silat; Layar Tancep; Bazar.

Selasa, 29 November 2011
Junior Heritage Trails: Fun Learning in History; Pameran Karya Lomba + Foto Sejarah; Pentas Seni Anak-anak; Pop Band; Layar Tancap; Bazar

Rabu. 30 November 2011
Pameran Karya Lomba + Foto Sejarah; Free Jam Band; De Factorij Brass Band; Musik Akustik; Workshop Seni Daur Ulang; Sulap dan & Beat Box Performance; BMT Guitar Orchestra; Layar Tancep; Bazar.

INFO:
P.021.629.6619 | E.gebyarfatahillah@yahoo.com
HISTORIA INDONESIA

Friday 25 November 2011

Cerita Relawan SEA Games: Polisi, Calo, dan “Anak Kecil”


Inilah bagian yang paling gw gak suka selama pelaksanaan SEA Games. Kongkalikong antara polisi dan calo tiket di GBK. Sebelumnya gw minta maaf banget untuk satuan kepolisian yang terhormat, maaf gw mengeneralisir semua satuan dengan sebutan polisi, soalnya gw ga tau mereka tergolong instansi mana saja (ada satpol pp dan tentara juga). Sekali lagi mohon maaf terlebih dahulu jika membuka aib yang sudah diketahui publik, anggap saja ini sebagai bentuk protes atas tindak tanduk Anda, terima kasih.

Oke, jadi posisi gw sebagai anak baru di dunia ticketing sepak bola di GBK ini. Bahkan bapak polisi sendiri yang bilang gw dan teman relawan lainnya masih awam dan kaku masalah ticketing. Ya jujur gw juga ga tau permainan dan akal-akalan Anda. Sori kalo gw terlalu lugu akan realita yang ada. Dan mungkin hal-hal ini tidak hanya terjadi di gerbang masuk GBK saja.

Awalnya gw pikir polisi akan membantai dan memberangkus calo-calo yang berkeliaran di GBK. Tapi, semua pikiran gw adalah sampah, jujur sampah banget, gak bener sedikitpun. Polisi dan calo itu ibarat kawan dan lawan. Lawan saat ada penonton tak bertiket mau masuk. Kawan saat calo memberi setoran ke polisi.

Jadi si calo nawarin di depan dengan tiket yang dipegang. Kalo si calo nawarin tepat di depan pintu masuk stadion, si polisi ini ngusir mereka sejauh mungkin karena penonton tak bertiket yang dekat gerbang itu adalah makanan empuk buat polisi. Polisi sok-sok garang menjaga pintu masuk, tapi pas didatengin penonton tak bertiket, negosiasi, dan yuk masuklah mereka. Sampah. Kalo si calo kehabisan tiket, dia dengan jumawanya bisa masukkin orang dengan izin polisi dan ngasih sebagian uangnya ke polisi. Sampah.

Dan itu terus menerus terjadi. Mulai dari masukkin satu orang hingga 20 orang, bayangkan woy 20 orang penonton tak bertiket diizinkan masuk. Sampah. Bukan berarti tim relawan tidak melakukan apa-apa. Kita juga mencoba mencegah, bernegosiasi dengan polisi, menahan polisi yang memasukkan orang, bertindak cuek, dan macam-macam. Tapi ya polisi digituin ya biasa aja kali ya.

Sebenernya pembagian tugas antara relawan dan polisi itu adalah relawan mengecek tiket, menuang air di botol untuk diplastikkan, menghitung berapa orang yang sudah masuk, dan bagian polisi adalah menggeledah tas, mengecek tidak ada petasan/mercon yang masuk, menjaga keamanan, dan hal lain yang berhubungan. Nah satu lagi peran polisi yang tak tertulis adalah mencari tambahan penghasilan. Sampah.

Pernah gw denger polisi yang jaga di GBK dibayar Rp10.000/hari/orang. Itulah alasan dia kenapa dia melakukan hal-hal sampah ini. Mereka juga beralasan bahwa polisi juga manusia, perlu makan, perlu ini, sudah berkeluarga dan alasan sampah lainnya. Ada kali dia akhirnya dapet 1.000.000/hari/orang. Jujur gw sebagai relawan yang sudah di-briefing melakukan prosedur di pintu masuk merasa tak ada harganya, seperti anak kecil. Bahkan yang ada di pikiran gw adalah untuk apa ada sukarelawan yang jaga pintu stadion kalo toh semua penonton yang bayar maupun yang tak bayar bisa masuk seenak jidatnya. Jujur, rasanya demot banget gak berguna kayak gini, mau sebaik apa polisi ngajak ngobrol tetep aja rasa hormat sudah jauh di bawah kaki, layaknya sampah.

Dan polisi itu kalap, mereka lupa akan tugas mereka. Pas Indonesia vs Malaysia (babak penyisihan), gw jaga di pintu masuk tribun dan jebol, siapa pun boleh masuk, mau bayar atau tidak, mau punya tiket ato tidak, semua masuk dengan santainya. Ini semua karena kerjaannya polisi, gak ada lagi polisi yang menjaga ketertiban, gak ada lagi polisi yang menggeledah tas-tas penonton, gak ada lagi polisi yang membantu pelaksanaan pertandingan, semua hanya memikirkan diri-sendiri. Tiap polisi udah bawa penonton tak bertiket, dan mereka sendiri berebutan memasukkan penonton tersebut. Sampah banget woy.

Dan yang membuat gw aneh adalah penonton tak bertiket itu asal-asalan juga. Minta tolong sama calo untuk dimasukkin, sama calo yang ga punya wewenang apa-apa. Gw juga bisa dapet duit dengan gampangnya kalo kayak gini. Gw ga habis pikir aja, pengen nonton sih pengen nonton tapi gak gitu juga caranya. Kasihan yang udah punya tiket beneran, tapi malah ga bisa nonton gara-gara kongkalikong polisi dan calo ini.

Di paragraf ini gw mau akui kelihaian calo pemalsu tiket. Luar biasa ahli para calo ini. Capek woy ngurus tiket asli, malah ditambah tiket palsu. Kasihan bagi mereka yang sudah antre dengan penuh perjuangan, tapi bangku yang menjadi hak mereka sudah dipenuhi pemegang tiket palsu. Sebenernya ini peluang polisi memamerkan kekuatannya, meringkus calo penjual tiket palsu. Tapi apa daya, polisi kita punya permainan sendiri.

Dan satu lagi gw akui, mungkin gw terlalu lugu atau emang orang lain yang lihai. Orang yang berseragam sama kayak gw (baca: relawan) juga ada yang bertindak tanduk sampah layaknya polisi dan calo. Gw ga mau ngomong banyak tentang orang yang berseragam sama kayak gw karena gw menghargai kinerja keras relawan.

Akhir cerita polisi, calo, dan anak kecil, jujur inilah ilmu hidup yang tidak akan pernah didapat di dalam kelas. Inilah ilmu yang muncul dari lapangan, hal yang membuka mata gw mengenai kerasnya hidup yang sesungguhnya. Realita akan terus adanya calo dan realita buruknya kinerja polisi di Indonesia. Sungguh dalam hati, bangsa ini akan terus memiliki satuan kepolisian yang seperti di atas.

Sekali lagi mohon maaf lahir dan batin bagi pihak yang merasa terhina. Gw sangat jujur menceritakannya, membuka seterang-terangnya. Gw hanya mampu mengandai, negeri ini memiliki satuan kepolisian yang memiliki integritas.
Link terkait:
Calo Kongkalikong dengan Polisi di GBK (KOMPAS Bola)

Indonesia Tourism dan Travel Fair 2011

24 - 27 November 2011
@ Hall A, Jakarta Convention Center


The 4th ITTF


The 4th Indonesia Tourism & Travel Fair (ITTF 2011) is an annual exhibition on the tourism Industry. The ITTF is the brainchild of the Indonesian Ministry of Culture and Tourism and three of the Indonesia’s largest tourism associations : The Indonesian Hotels and Restaurants Association (PHRI), the Association of Indonesian Tour and Travel Agents(ASITA), the Indonesian Congress and Convention (INCCA) and several other related organization.

Why the need for ITTF 2011

Indonesia is the world’s largest archipelago. It’s natural beauty and cultural wealth spread within its 17,508 islands hold limitess appeal and is a heaven for domestics and International tourists.

The contribution from Indonesia’s tourism industry continues to rise. Other than the income received from international tourist,the potential in domestic tourism with a population of over 230 million people and average per capita income of nearly US 2,000 - can boost the real economy, further creating a multipiler effect and improve the people’s economy.

This significant increase provides a picture of how the tourism industry and other related industries remain one of the beacons of Indonesia’s national economy.

Thursday 24 November 2011

Indonesia untuk Dunia: World Intangible Heritage

World Intangible Heritage Lists

  • Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity

Keris (The Indonesian Kris) - 2008sumber: ahartawan.blogspot.com

Wayang (The Wayang Puppet Theatre) - 2008sumber: in-tips.com

Batik (Indonesian Batik) - 2009sumber: boedijaeni.wordpress.com

Angklung (Indonesian Angklung) - 2010sumber: ihsand3.wordpress.com

+++
  • List of Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding

Tari Saman (Saman Dance) - 2011
sumber: budayanegerikita.blogspot.com

+++
  • Programmes, projects and activities for the safeguarding of intangible cultural heritage considered to best reflect the principles and objectives of the Convention

Education and training in Indonesian Batik intangible cultural heritage for elementary, junior, senior, vocational school and polytechnic students, in collaboration with the Batik Museum in Pekalongan - 2009

sumber: moreindonesia.com

sumber:
UNESCO World Intangible Heritage Lists

Tuesday 22 November 2011

Cerita Relawan SEA Games: Bentuk Apresiasi, Bukan Bayaran

sumber: ceritamu.com

Ada hal yang ingin gw komentari dalam hal pemberian uang pengganti transportasi dan makan. Gw emang menjadi relawan dan di awal, mendaftarkan diri untuk secara sukarela berpartisipasi, tidak terbersit sedikit pun untuk mendapatkan sejumlah uang. Malahan gw mikir bakal mengeluarkan uang lebih.

Di kemudian hari muncul info adanya pemberian uang pengganti transpor dan makan. Jujur buat gw pribadi cukup kaget dan senang ketika kabar itu disampaikan INASOC DKI Jakarta. Saking senangnya, gw cerita ke banyak teman mengenai hal ini dan sengaja membuat mereka iri, haha.

Hari-hari terlewati, muncul banyaaaaaaak sekali berita pro kontra, kontroversi, berita burung dan lain sebagainya mengenai pemberian uang pengganti tersebut. Mulai dari nominal yang kecil, ada atau tidaknya pajak, ketidakjelasan pembayaran, waktu pembayaran, dan lain sebagainya. Jujur gw ga tau apakah uang pengganti itu merupakan bahasa halus dari bayaran atau memang uang itu diperuntukkan sebagai uang pengganti transpor dan makan. Hingga pada suatu saat gw bbm-an dengan salah satu sukarelawan yang akhirnya membuka pikiran gw atas apa jawaban dari kegalauan pertanyaan di atas. Sebenarnya jawaban tiap orang adalah berbeda-beda, tergantung dari bagaimana orang tersebut menafsirkannya.

Pada akhirnya gw punya jawaban dan pendapat sendiri mengenai uang pengganti tersebut. Jadi gw menyimpulkan uang tersebut sebagai bentuk apresiasi INASOC atas apa yang tim relawan bantu. Buat pribadi gw, gw rela tidak diberi uang atas apa yang gw kerjakan, tetapi malah gw diberi uang, seneng bukan main kan. Dan gw simpulkan itu merupakan sebuah bentuk apresiasi yang sangat mulia. Intinya gw anggap uang pengganti itu sebagai bentuk apresiasi :)

Cerita Relawan SEA Games: Perjalanan dan Motivasi


Ada kaitan langsung antara gw dan SEA Games tahun 2011. Jadi, gw tergabung sebagai relawan atau yang eksis disebut volunteer. Nah, awalnya gw tahu ada kesempatan menjadi relawan itu sejak bulan Januari 2011. Gw tahu nih Indonesia bakal jadi tuan rumah dan gw juga tahu biasanya kalo ada perhelatan multievent macam SEA Games dibutuhkan srelawan. Iseng-iseng search di google, ketemu laman resmi SEA Games di alamat seag2011.com. Berhubung gw cukup antusias menyambutnya, daftar aja di form online yang ada di laman tersebut.

Pembukaan pendaftaran relawan cukup lama hingga sekitar bulan Juni. Nah bagi yang udah daftar, ada seleksi pertama, yaitu tes psikologi dan focus group discussion di bulan Juli. Beberapa hari selanjutnya, ditempel pengumuman kelulusan seleksi pertama di GOR Soemantri Kuningan dan gw lanjut ke tahap selanjutnya, yeay. Di pengumuman sih disebutkan seleksi berikutnya itu bahasa Inggris. Akan tetapi seleksi bahasa Inggris urung dilaksanakan karena terbatasnya waktu dan biaya (berita burung yang gw denger seperti ini). Jadilah kita mengumpulkan sertifikat bahasa asing yang kita miliki dan sertifikat lain yang menunjang (kepanitiaan, organisasi, dll)

Hingga pada suatu hari diumumkan lagi secara resmi nama-nama yang melaju ke tahap selanjutnya untuk memperoleh briefing dari INASOC. Alhamdulillah, perjuangan masih terus berlanjut. Tahap demi tahap terlewati, mulai dari briefing secara umum hingga ke divisi yang lebih spesifik, dan sampai pada akhirnya menjadi bagian di ticketing football GBK.

Ada motivasi sangat besar untuk turut berperan dalam SEA Games XXVI ini.

Kontribusi kongkrit untuk negara. Inilah alasan utama dan mendasar mengapa gw sangat antusias. Mengapa bisa disebut berkontribusi untuk negara? Jawabannya adalah gw dan tim relawan secara kongkrit membantu menyukseskan pelaksanaan SEA Games sebagai frontliner. Tim relawan berdiri di garis terdepan (maksudnya berhubungan langsung dengan para atlet, wasit, penonton, tamu, dsb.). Bahkan para trainer menyebutkan bahwa relawan adalah ujung tombak terlaksananya SEA Games. Kalo ga ada relawan, maka penonton tidak akan bisa menonton langsung di stadion karena tidak ada yang menjual tiket atau perlengkapan pertandingan akan amburadul jika tidak disimpan dengan baik dan sebagainya. Dan kontribusi kecil kepada tanah air tercinta akan semakin membuat gw merasa memiliki negeri ini.

Pengalaman yang berharga. Statement “Pengalaman adalah Guru yang Terbaik” kayaknya sangat gw hayati dan sangat benar adanya. Gw sangat haus pengalaman dalam berbagai macam hal. Untuk ajang SEA Games yang tingkatnya Asia Tenggara ini tentu merupakan pengalaman baru yang pastinya sangat berharga. Banyak hal-hal baru yang gw pelajari, terutama dalam bidang manajerial, hubungan interpersonal, kerjasama dengan orang baru, pelayanan dengan ikhlas, komunikasi antarbangsa, hal-hal teknis, tegas terhadap orang lain, dan yang sangat penting adalah realita di lapangan yang tidak didapat di dalam kelas.

Tidak setiap tahun dilaksanakan di Indonesia. Ya, ajang SEA Games ini memang acara dua tahunan. Dan tuan rumahnya pun digilir. Jadi selagi gw mahasiswa yang jam kuliahnya bisa dikompromikan dan tahun ini sedang diadakan di Indonesia, tentu kesempatan ini gak rela untuk gw lewatkan. Bukan tidak mungkin baru 20 tahun lagi SEA Games kembali diadakan di Indonesia. Inilah yang diesebut kesempatan datang tepat pada waktunya atau kata pepatah pucuk diulam tiba.

Tiga motivasi di atas mewakili ribuan motivasi lainnya yang akan sangat memakan halaman di blog ini jika diungkapkan satu per satu. Menjadi relawan SEA Games adalah resolusi gw tahun ini dan gw sukses meraihnya, alhamdulillah.

Friday 18 November 2011

Pemenang ITTA 2011/2012

All Winner
Indonesia Travel Tourism Awards 2011/2012
Awarding The Best, Inspiring The Rest


Indonesia Leading Luxury Hotel: The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place

Indonesia Leading Local Hotel Chain: Dafam Hotels and Resorts

Indonesia Leading Global Hotel Chain: Swiss-Belhotel International

Indonesia Leading Green Hotel: The Sultan Hotel Jakarta

Indonesia Hotel of the Year: JW Marriott Hotel Jakarta

Indonesia Leading MICE Venue/Hotel: Bali International Convention Centre

Indonesia Leading City Hotel - Medan: JW Marriott Hotel Medan

Indonesia Leading Business Hotel: JW Marriott Hotel Jakarta

Indonesia Leading Boutique Hotel: Bali Niksoma Boutique Beach Resort

Indonesia Leading City Hotel - Yogyakarta: Melia Purosani Yogyakarta

Indonesia Leading City Hotel - Bandung: The Papandayan Hotel

Indonesia Leading City Hotel - Semarang: Hotel Ciputra Semarang

Indonesia Leading City Hotel - Surabaya: Sheraton Surabaya Hotel and Towers

Indonesia Leading City Hotel - Jakarta: HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading

Indonesia Leading City Hotel: The Ritz-Carlton Jakarta

Indonesia Leading Airport Hotel: Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa

Indonesia Leading Spa Resort: The Villas Bali Hotel & Spa

Indonesia Leading Luxury Resort: The ST. Regis Bali Resort

Indonesia Leading Thematic Resort: Furama Villas and Spa, Ubud - Bali

Indonesia Leading Family Resort: Bali Dynasty Resort

Indonesia Leading Beach Resort: Discovery Kartika Plaza Hotel & Villas, Bali

Indonesia Villa of the Year: Banyan Tree Ungasan

Indonesia Leading Serviced Apartment and Suite: Ascott Jakarta

Indonesia Resort of the Year: Hotel Vila Ombak

Indonesia Leading Tourism Promotion Board: Lombok Sumbawa Tourism Promotion Board

Indonesia Responsible Tourism Award: The Sultan Hotel Jakarta

Indonesia Leading Amusement Park: Bali Safari & Marine Park

Indonesia Leading Inbound Travel Agent:Panorama Destination

Indonesia Leading Tour Operator: Panorama Tours

Indonesia Leading Cruise Operator: Scoot Fast Cruises

Indonesia Leading Corporate Travel Agent: Panorama Tours

Indonesia Leading Outbound Travel Agent: Smailing Tour and Travel

Indonesia Leading Airport: Minangkabau International Airport, Padang, Sumatera Barat

Indonesia Leading DMC: Destination Asia Indonesia

Indonesia Leading Coach/Bus Company: White Horse Groups

Indonesia Leading Taxi/Limousine Company: White Horse Groups

Indonesia Leading GDS Travel Facilitator Company: Abacus

Indonesia Leading International Airlines: Cathay Pacific Airways

Indonesia Leading Lifestyle Mall: Grand Indonesia Shopping Mall

Indonesia Leading Low Cost Airlines: Citilink

Indonesia Tourism Personality of the year: Bapak Dr. Sapta Nirwandar

Indonesia Tourism Lifetime Achievement Award: Bapak I Gede Ardike

sumber:
indonesiatraveltourismawards.org

Tuesday 15 November 2011

Indonesia Usulkan 170 Destinasi Geodiversity sebagai Geopark UNESCO


JAKARTA - Pemerintah akan mengajukan 170 destinasi geodiversity baru sebagai jaringan geopark global oleh Badan Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO).

Sesditjen Pengembangan Destinasi Wisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparek) Achyaruddin mengatakan, titiknya tersebar diseluruh Indonesia. Dimana di Pulau Sumatera ada 35 titik, Jawa 71 titik, Bali dan Nusa Tenggara Barat dan Timur 27 titik, Kalimantan 12 titik, Sulawesi 20 titik, Maluku dan Papua lima titik.

Dirinya menjelaskan, usulan 170 destinasi baru itu diperlukan karena Indonesia belum memiliki memiliki satupun kawasan gabungan dari kekayaan geological dan cultural heritage. Secara global ada 66 geopark di 21 negara UNESCO. China merupakan pemilik terbanyak dengan 22 geopark. Sedangkan, tingkat Asia Tenggara baru ada satu, yaitu Pulau Langkawi di Malaysia, katanya pada Sosialiasi Geopark di gedung Kemendikbud.

Dalam prosesnya, dari 170 usulan itu untuk tahap awal pemerintah telah mengajukan Pacitan dan Gunung Batur sebagai geopark pertama di Indonesia. Materi mengenai kedua destinasi tersebut sudah dibuat sejak 2010 dan dikirimkan ke UNESCO namun karena harus ada perbaikan maka perlu persiapan ulang. Usulan lainnya yaitu, Gunung Rinjani dan Danau Toba serta Wayak di Raja Ampat, Papua Barat.

Gunung Batur dan Danau Batur
sumber: balirc.com

Achyaruddin menjelaskan, inisiasi ketiganya akan dilakukan tahun ini dan diharapkan pada pertengahan September 2012 sistemnya penilaian sudah selesai sehingga pada 2013 Unesco dapat melakukan penilaian. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Sukhyar menambahkan, Indonesia memang memiliki 170 geodiversity dan 33 geoheritage. “Konsep tersebut berangkat dari bukti dan keunikan alam. Yang dilakukan pemerintah adalah mencari bukti keunikan dari aspek keilmuan dan pendidikan,” imbuhnya.

Dirinya menjelaskan, variasi geodiversity berupa bentang alam, bentuk lahan, singkapan batuan, kelompk batuan, jenis batuan, tanah, mineral, kristal, hingga fossil. Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Arief Rahman menambahkan, untuk menjadi sebuah geopark memerlukan waktu yang cukup lama.

“Makanya, harus ada pendidikan berkelanjutan. Untuk menjaganya, bisa dimasukan dalam muatan lokal dalam sekolah. Harus punya buku-buku, materi, dan gurunya yang bias membantu pemahaman ini. Dengan demikian manusia menyatu dengan alam,” papar Arief.

Penyelaras Asia Pacific Geopark Network (APGN) Ibrahim Komoo menjelaskan, geopark bertujuan membangun kawasan yang berkelanjutan. Setelah berhasil masuk, masa berlakunya hanya sampai empat tahun. Setelah itu akan ada penilaian ulang apakah aktivitas di titik tersebut sesudah didaftarkan mengarah ke positif dan negative. “Kalau negatif, diberikan waktu dua tahun untuk memperbaiki. Jika tidak ada perkembangan bagus maka status yang diberikan UNESCO akan dicabut,” terangnya. (Neneng Zubaidah/Koran SI/rhs)

sumber: kampus.okezone.com

Pangandaran: Body Rafting di Green Canyon

Tiba di Terminal Cijulang pukul 9 pagi, kami mencoba mencari ojek menuju Dermaga Ciseureuh, pintu masuk Green Canyon. Tukang ojek meminta Rp10.000/orang untuk ongkosnya, kami mencoba menawar Rp5.000. Sedikit ngotot dan tidak diberi oleh tukang ojek, Pak Olog (penyedia jasa body rafting) menelpon saya dan mengatakan akan menjemput kami, yeay! Tak lama datang 3 motor yang menjemput kami menuju Green Canyon.

Perjalanan sekitar 10 menit. Kami menuju sebuah rumah di dekat pintu Green Canyon. Di rumah situ lah kantor Kisunda Adventure yang dikelola Pak Olog (contact person: 085223731415). Kami membayar Rp150.000/orang (harga diskon + harga mahasiswa + harga negosiasi, hehe). Sudah ada empat orang yang sedang berganti pakaian, dan mereka akan menjadi satu rombongan bersama kami. Setibanya di sana, kami mengganti pakaian dan mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa. Kami mengenakan life vest, sandal khusus, deker, dan helm. Untuk barang-barang penting, jangan takut kebasahan karena sudah disediakan tas antiair, jadi kamera juga bisa dibawa. Setelah selesai, kami di-briefing tentang medan yang akan dilalui dan pemanasan sedikit. Kami dipandu oleh 3 orang instruktur.

Sekitar pukul 09.30 kami naik pick-up untuk menuju starting point-nya yang lumayan jauh sekitar 5 km dari pintu masuk Green Canyon ini. Cuaca pagi ini mendung dan habis hujan, jadi bias diprediksi kalau air sungai berwarna coklat. Sekitar 20 menit perjalanan, kami turun di sebuah perkebunan yang dialiri sungai dan di sitilah kami akan memulai perjalanan, yuhu!

Mengencangkan deker dan helm, satu per satu mulai turun ke sungai yang dingin. Cuaca pagi ini masih mendung, jadi menambah seru tantangan ini. Di awal-awal menyusuri sungai masih cukup santai karena aur sungai yang cukup tenang dan belum banyak bebatuan. Sekitar setengah jam mengalir, kami istirahat sejenak dan foto-foto di sebuah goa yang cukup lebar dan dipenuhi kelelawar. Perjalanan masih 3 hingga 4 jam lagi, jadi kami hanya 15 menit di goa ini dan melanjutkan.


Foto-foto di depan goa

Dan etape kedua ini cukup menantang, batu-batu besar dan arus-arus deras mulai sering ditemui. Untuk melewatinya membutuhkan waktu yang lama karena harus satu per satu. Dibutuhkan pula bantuan tali untuk meloloskan kami melewati arus deras. Beruntung pemandu kami sudah berpengalaman, jadi cukup mengetahui medan dan bagian mana yang harus kami lalui.

Batu-batu besar

Beberapa kali kami perlu melewati darat (bantaran sungai) karena batu yang menghalangi sangat besar atau meloncati batu-batu besar. Bahkan ada kalanya kami harus melewati dengan berpegangan tali atau yang paling deg-degan melompat bebas ke arus deras. Sempat beberapa dari kami terbawa arus, jadi pemandu kami harus bekerja ekstra keras untuk membantu kami. Sekitar 2 jam mengikuti kondisi sungai yang bervariasi, kami istirahat di atas batu besar. Pemandu kami menyalakan api dari spiritus untuk memasak air, jadi bisa membuat kopi. Kami juga memakan makanan ringan bawaan kami. Cukup lama kami istirahat, sekitar 40 menit.

Terjun bebas ke atus deras

Kemudian kami melanjutkan dan langsung diawali dengan melompat ke arus deras, waduh. Tapi inilah yang namanya tantangan, meloncat lah kami satu per satu. Lanjut mengikuti arus. Setengah jam perjalanan, terlihatlah hujan abadi dan kami sudah memasuki area Green Canyon. Tapi, rintangan malah yang tersulit karena arus sangat deras dan tidak dimungkinkan untuk melewati sungai, kami diarahkan melewati batu besar yang di beberapa bagian cukup licin. Dibutuhkan kehati-hatian dan kewaspadaan yang tinggi di sini.

Setelah cukup memakan waktu lama, akhirnya kami bertujuh mampu melewatinya dan saatnya foto-foto, yuhu (sayang kamera yang dipakai adalah milik rombongan yang satu, jadi tidak bisa diperlihatkan). Setelah cukup puas, kami kemudian masuk lagi ke sungai. Kemudian ada Batu Payung (karena berbentuk payung) yang bisa untuk melompat. Kami pun melompat dari situ. Lanjut lagi menuju Green Canyon, di sana banyak pengunjung dan perahu-perahu yang masuk dari pintu utama Green Canyon.

Perjalanan menuju pintu masuk Green Canyon

Kami kemudian naik perahu menuju pintu masuk. Petualangan selama 5 jam akhirnya selesai juga. Dan ini adalah pengalaman yang sangaaaaat berharga dan menantang, hehe. Kami kemudian kembali menuju ke kantor utnuk mandi, ganti pakaian, dan makan siang karena paket body rafting sudah include makan siang prasmanan. Inilah liburan yang sesungguhnya dan sangat menantang, silakan dicoba!

Nih contact-nya (sebagai bentuk apresiasi, bukan berbayar)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...