Tuesday, 22 November 2011

Cerita Relawan SEA Games: Perjalanan dan Motivasi


Ada kaitan langsung antara gw dan SEA Games tahun 2011. Jadi, gw tergabung sebagai relawan atau yang eksis disebut volunteer. Nah, awalnya gw tahu ada kesempatan menjadi relawan itu sejak bulan Januari 2011. Gw tahu nih Indonesia bakal jadi tuan rumah dan gw juga tahu biasanya kalo ada perhelatan multievent macam SEA Games dibutuhkan srelawan. Iseng-iseng search di google, ketemu laman resmi SEA Games di alamat seag2011.com. Berhubung gw cukup antusias menyambutnya, daftar aja di form online yang ada di laman tersebut.

Pembukaan pendaftaran relawan cukup lama hingga sekitar bulan Juni. Nah bagi yang udah daftar, ada seleksi pertama, yaitu tes psikologi dan focus group discussion di bulan Juli. Beberapa hari selanjutnya, ditempel pengumuman kelulusan seleksi pertama di GOR Soemantri Kuningan dan gw lanjut ke tahap selanjutnya, yeay. Di pengumuman sih disebutkan seleksi berikutnya itu bahasa Inggris. Akan tetapi seleksi bahasa Inggris urung dilaksanakan karena terbatasnya waktu dan biaya (berita burung yang gw denger seperti ini). Jadilah kita mengumpulkan sertifikat bahasa asing yang kita miliki dan sertifikat lain yang menunjang (kepanitiaan, organisasi, dll)

Hingga pada suatu hari diumumkan lagi secara resmi nama-nama yang melaju ke tahap selanjutnya untuk memperoleh briefing dari INASOC. Alhamdulillah, perjuangan masih terus berlanjut. Tahap demi tahap terlewati, mulai dari briefing secara umum hingga ke divisi yang lebih spesifik, dan sampai pada akhirnya menjadi bagian di ticketing football GBK.

Ada motivasi sangat besar untuk turut berperan dalam SEA Games XXVI ini.

Kontribusi kongkrit untuk negara. Inilah alasan utama dan mendasar mengapa gw sangat antusias. Mengapa bisa disebut berkontribusi untuk negara? Jawabannya adalah gw dan tim relawan secara kongkrit membantu menyukseskan pelaksanaan SEA Games sebagai frontliner. Tim relawan berdiri di garis terdepan (maksudnya berhubungan langsung dengan para atlet, wasit, penonton, tamu, dsb.). Bahkan para trainer menyebutkan bahwa relawan adalah ujung tombak terlaksananya SEA Games. Kalo ga ada relawan, maka penonton tidak akan bisa menonton langsung di stadion karena tidak ada yang menjual tiket atau perlengkapan pertandingan akan amburadul jika tidak disimpan dengan baik dan sebagainya. Dan kontribusi kecil kepada tanah air tercinta akan semakin membuat gw merasa memiliki negeri ini.

Pengalaman yang berharga. Statement “Pengalaman adalah Guru yang Terbaik” kayaknya sangat gw hayati dan sangat benar adanya. Gw sangat haus pengalaman dalam berbagai macam hal. Untuk ajang SEA Games yang tingkatnya Asia Tenggara ini tentu merupakan pengalaman baru yang pastinya sangat berharga. Banyak hal-hal baru yang gw pelajari, terutama dalam bidang manajerial, hubungan interpersonal, kerjasama dengan orang baru, pelayanan dengan ikhlas, komunikasi antarbangsa, hal-hal teknis, tegas terhadap orang lain, dan yang sangat penting adalah realita di lapangan yang tidak didapat di dalam kelas.

Tidak setiap tahun dilaksanakan di Indonesia. Ya, ajang SEA Games ini memang acara dua tahunan. Dan tuan rumahnya pun digilir. Jadi selagi gw mahasiswa yang jam kuliahnya bisa dikompromikan dan tahun ini sedang diadakan di Indonesia, tentu kesempatan ini gak rela untuk gw lewatkan. Bukan tidak mungkin baru 20 tahun lagi SEA Games kembali diadakan di Indonesia. Inilah yang diesebut kesempatan datang tepat pada waktunya atau kata pepatah pucuk diulam tiba.

Tiga motivasi di atas mewakili ribuan motivasi lainnya yang akan sangat memakan halaman di blog ini jika diungkapkan satu per satu. Menjadi relawan SEA Games adalah resolusi gw tahun ini dan gw sukses meraihnya, alhamdulillah.

2 comments:

  1. Trus lu ngerasa kebeban ga? Kayak pulang malem atau gimna?

    ReplyDelete
  2. Diminta sertifikat TOEFL atau eilts kak? Kalo belum punya gimana?

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...