Tuesday, 22 November 2011
Cerita Relawan SEA Games: Bentuk Apresiasi, Bukan Bayaran
Ada hal yang ingin gw komentari dalam hal pemberian uang pengganti transportasi dan makan. Gw emang menjadi relawan dan di awal, mendaftarkan diri untuk secara sukarela berpartisipasi, tidak terbersit sedikit pun untuk mendapatkan sejumlah uang. Malahan gw mikir bakal mengeluarkan uang lebih.
Di kemudian hari muncul info adanya pemberian uang pengganti transpor dan makan. Jujur buat gw pribadi cukup kaget dan senang ketika kabar itu disampaikan INASOC DKI Jakarta. Saking senangnya, gw cerita ke banyak teman mengenai hal ini dan sengaja membuat mereka iri, haha.
Hari-hari terlewati, muncul banyaaaaaaak sekali berita pro kontra, kontroversi, berita burung dan lain sebagainya mengenai pemberian uang pengganti tersebut. Mulai dari nominal yang kecil, ada atau tidaknya pajak, ketidakjelasan pembayaran, waktu pembayaran, dan lain sebagainya. Jujur gw ga tau apakah uang pengganti itu merupakan bahasa halus dari bayaran atau memang uang itu diperuntukkan sebagai uang pengganti transpor dan makan. Hingga pada suatu saat gw bbm-an dengan salah satu sukarelawan yang akhirnya membuka pikiran gw atas apa jawaban dari kegalauan pertanyaan di atas. Sebenarnya jawaban tiap orang adalah berbeda-beda, tergantung dari bagaimana orang tersebut menafsirkannya.
Pada akhirnya gw punya jawaban dan pendapat sendiri mengenai uang pengganti tersebut. Jadi gw menyimpulkan uang tersebut sebagai bentuk apresiasi INASOC atas apa yang tim relawan bantu. Buat pribadi gw, gw rela tidak diberi uang atas apa yang gw kerjakan, tetapi malah gw diberi uang, seneng bukan main kan. Dan gw simpulkan itu merupakan sebuah bentuk apresiasi yang sangat mulia. Intinya gw anggap uang pengganti itu sebagai bentuk apresiasi :)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment