Wednesday 4 January 2012

Essay: Liburan Jogja

Jogja adalah salah satu provinsi terunik di Indonesia. Dilihat dari bentuknya, yakni kesultanan, merupakan nilai tambah tersendiri bagi provinsi yang dipimpin seorang sultan ini. Semua orang Indonesia tahu keunikan ini. Tak selesai di keunikan bentuk pemerintahannya, Yogyakarta juga lengkap dengan bermacam objek wisata. Mulai dari menjulangnya Gunung Merapi di utara hingga deburan ombak yang menyapa di pantai-pantai selatan Jogja. Wisata sejarah dan budaya sangat melekat di provinsi ini. Kemegahan Keraton Yogyakarta di pusat kota didampingi ratusan candi di seluruh wilayah Jogja membuat inilah provinsi paling komplet di republik ini. Waktu satu tahun tak cukup untuk mengeksplor seluruh keindahan di negeri para sultan. Pemerintah juga berperan dalam menyukseskan Jogja sebagai destinasi wisata unggulan nasional dengan promosinya yang memudahkan wisatawan memperoleh informasi tentang Jogja. Begitu pula dengan penduduknya, keramahan mereka membuat setiap orang yang berkunjung merasa sangat senang dan nyaman.

Bagi saya, sudah cukup sering mengunjungi Jogja. Kunjungan terakhir adalah Juli 2010. Saat itu saya ke Jogja bersama seorang sahabat selama 2 hari 2 malam. Kompleks Keraton Yogyakarta dan Malioboro adalah destinasi wajib untuk dikunjungi jika berada di Jogja. Nilai-nilai sejarah, religius, dan arsitektur Jogja tergambar jelas di sana. Yang tak kalah fenomenal adalah Jalan Malioboro yang penuh dengan pernak-pernik khas Jogja. Angkringan hingga mal dapat ditemui di jalan ini. Dua kawasan tersebut adalah favorit tiap pendatang.

Ratu Boko
sumber: ograph.blogspot.com

Gumuk Pasir Jogja
sumber: travel.okezone.com

Banyak alasan yang membuat saya tak bosan mengunjungi Jogja. Salah satunya adalah menjelajah lebih dalam dan lebih luas sisi budaya dan alam Jogja. Satu keinginan saya yang belum tercapai adalah mengunjungi Kompleks Candi Ratu Boko. Melihat sunrise atau sunset dari sini adalah impian terpendam saya sepanjang hidup. Terlebih kompleks candi ini tercantum dalam UNESCO World Heritage Tentative List. Sangat rugi apabila dalam hidup saya belum mengunjungi Ratu Boko. Destinasi wisata selanjutnya yang ingin saya kunjungi adalah gurun pasir mini alias Gumuk Pasir Jogja. Inilah fenomena alam yang sangat langka. Dan telisik punya telisik hanya dapat ditemukan di dua negara, yakni Meksiko dan di Desa Parangtritis, Jogja, Indonesia. Mungkin tak ada negara selain Indonesia yang memiliki puncak es dan gurun pasir sekaligus dengan iklim tropis. Tak ayal objek wisata ini sangat memotivasi untuk kembali mengunjungi Jogja.

Destinasi berikutnya adalah Kawasan Karst Kalisuci yang merupakan bagian dari Kawasan Karst Gunung Sewu. Jogja memang diberkahi keanekaragaman alam oleh Sang Pencipta. Goa-goa karst, jeram-jeram, dan sungai bawah tanah adalah keeksotisan yang luar biasa. Sisi petualangan dengan melakukan cavetubing tentu akan membuat wisata di Jogja menjadi momen tak terlupakan. Dan last but not least untuk dikunjungi adalah deburan ombak di pantai-pantai selatan Jogja. Sisi selatan Kabupaten Gunung Kidul menawarkan pesona menarik untuk menikmati kekayaan negeri bahari ini. Pemandangan pantai merupakan primadona Indonesia di mata dunia dan Jogja memilikinya. Perlu memasukkan pantai-pantai selatan ini di agenda saat mengunjungi Jogja.

Karst Kalisuci
sumber: visitingjogja.com

Pantai Siung
sumber: jakartaphotoclub.com

Jogja sebagai destinasi wisata nasional, bahkan dunia juga menghadapi banyak tantangan. Dalam mengelola pariwisata di Jogja ini dibutuhkan keseriusan dari seluruh lapisan masyarakat. Ada kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi, salah satunya adalah sistem transportasi di Jogja. Kabupaten Gunung Kidul menawarkan sejuta pesona pantai, untuk dapat mencapainya tentu dibutuhkan akses ke sana. Sebagai salah satu destinasi wisata backpacker yang memiliki budget terbatas, tentu moda transportasi murah, seperti kendaraan umum sangat diperlukan. Begitu pula dengan kebersihan fasilitas-fasilitas umum, terutama toilet publik juga perlu diperhatikan. Yang terakhir adalah perangai penduduk Jogja dalam menyambut pendatang, terutama para pedagang. Ada banyak cerita para penjual makanan di pinggir-pinggir jalan ‘menggetok’ wisatawan dengan harga yang sangat tinggi, tentu ini tidak menunjukkan keramahtamahan penduduk Jogja. Perlu koordinasi dengan pemerintah mengenai hal ini. Dan satu lagi sebagai tujuan wisata, ada baiknya segala hal tidak dikomersialisasi karena akan memberikan kesan buruk.

Mencintai dan melestarikan kekayaan alam dan budaya Indonesia merupakan bagian dari hidup saya. Dengan mengunjungi dan memberikan informasi kekayaan alam dan budaya berupa objek-objek wisata merupakan salah satu bentuk pelestarian termudah yang dapat saya lakukan. Terlebih untuk objek-objek wisata langka dan unik di kampung halaman leluhur saya, Jogja. Untuk dapat melakukannya saya berusaha melalui berbagai macam cara, dan salah satunya dengan mengikuti program Liburan Jogja Comm. ini. Bermodalkan rasa patriotisme, jiwa petualang, dan darah Jogja tentu akan menjadi langkah yang baik agar dapat berpartisipasi.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...