sumber: members.virtualtourist.com
"Salah satu hal unik yang saya bawa pulang dari perjalanan di Pangandaran ini adalah angkutan pedesaannya (angdes)"
Setelah menyelesaikan malam di Pangandaran rencana kami kali ini adalah menuju Green Canyon untuk body rafting. Kami bangun cukup pagi, sekitar pukul 6, langsung salat, mandi, dan packing. Kami dijadwalkan harus sudah tiba di Green Canyon pukul 9 pagi dan rencana kami menuju Green Canyon adalah dengan angdes dari Terminal Wisata Pangandaran.
Pagi ini gerimis turun dan suasana pantai pun terasa dingin. Kami sarapan dulu bubur ayam di penginapan sebeah, lumayan menghangatkan. Setellah itu langsung menuju terminal dengan jalan kaki, padahal kami tidak tahu berapa jaraknya. Selesai berjalan menuju utara, tepat pukul 07.50 kami tiba di terminal dan langsung kami cari angdes berwarna kuning jurusan Pangandaran - Cijulang. Cijulang adalah terminal yang dekat dengan Green Canyon.
Kamu masuk ke angdes yang sudah bersiap untuk jalan. Di dalam masih kosong, jadi kami adalah penumpang pertama. Bang supir datang dan menyapa. Kami mengobrol sedikit, menanyakan ongkos menuju Cijulang yang kata bang supir Rp10.000. Lumayan ya, tapi cukup menghemat ongkos dibanding harus sewa atau naik ojek. Angdes berjalan tepat pukul 08.00. Tetapi tak jauh, angdes kembali berhenti di dekat pasar. Kata si abang sudah dijadwalkan kapan angdes harus jalan. Angdes bakal ngetem hingga pukul 08.10 di depan pasar ini.
Angdes cukup penuh dan pukul 08.10 kembali berjalan meninggalkan pasar. Pemandangan Perjalanan Pangandaran - Cijulang cukup bervariasi, mulai dari pohon-pohon, sungai, rumah-rumah, hingga lapangan luas. Daaaan tepat pukul 09.00 angdes tiba di Termina Cijulang, juga kata si abang supir emang udah dijadwalkan perjalanan rute ini memakan waktu 1 jam. Akhirnya tiba juga kami di Terminal Cijulang.
(berlanjut ke Pangandaran: Body Rafting di Green Canyon)
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Nah pulang kembali menuju Terminal Pangandaran, kami kembali naik angdes dari Terminal Cijulang. Kami naik ojek menuju terminal. Tiba di Terminal Cijulang, ada satu angdes di sana daaaaan ternyata pengemudinya sama dengan yang tadi, hahaha, unik sekali. Lagi-lagi kami menjadi penumpang pertama. Kata si abang ini adalah angdes terakhir menuju Pangandaran, beruntung kami tidak telat.
Tepat pukul 4 sore, angdes melaju menuju Pangandaran. Selama perjalanan, angdes berhenti di beberapa tempat untuk meaikkan penumpang. Si abang juga terus teriak-teriak angdes terakhir agar angdesnya penuh. Hingga di suatu kondisi angdes ini sudah penuh, semua tempat duduk sudah terisi, tetapi ada sekitar 10 anak sekolah yang memberhentikan, pikir saya pasti tidak ditolak sama si abang. Ternyataaaa, mereka naik dan duduk di atas, iya di atas angdes ini, waduh. Angdes jadi sangat penuh dan berjalan cukup lambat.
Perjalanan kembali diteruskan dan lagi-lagi diberhentikan oleh calon penumpang, si abang pun kembali memasukkannya, pokoknya dihimpit-himpit agar semua bisa masuk. Saya yang cukup lelah dan ngantuk jadi cukup waspada dan terbangun karena sumpek. Karena tidak ada kerjaan, saya menghitung total penumpang di angdes ini. Hitung punya hitung toal seluruh penumpang dan supir adalah 29 orang!!!!!! Formasinya gini: 3 orang duduk di depan, 12 orang duduk di angdes, 2 orang jongkok, 3 orang bergelantungan di beakang, dan 9 orang di atas, HEBAT YA!!!
Angdes pun tiba di Terminal Pangandaran pukul 6 sore, lumayan alias capek perjalanan selama 2 jam dengan oksigen yang berebutan. Namun, inilah lika-liku angkutan pedesaan Pangandaran! Silakan dicoba :)
No comments:
Post a Comment